Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Teachers’ Difficulties in Implementing Thematic Teaching and Learning in Elementary Schools

Abstract  The objective of this study was to identify teachers’ difficulties in implementing thematic learning in elementary schools. The study was phenomenology-type qualitative research. Data were collected through interviews followed by focus group discussion; the focus group discussion involved 15 elementary school teachers from eight provinces that had implemented Curriculum 2013. The data were analyzed by means of Cresswell’s steps. The results of the study showed that teachers encountered obstacles in selecting appropriate problems and themes within thematic, scientific and problem-based learning and in managing time for project-based learning. The availability of learning facilities was still limited. The problems found at the assessment stage was the teachers’ capacity in selecting appropriate techniques, in creating good instruments and in formulating clear assessment criteria.  Keywords: teachers’ difficulties, thematic learning, elementary schools  selengkapn

ANALISIS PEMANFAATAN SMARTPHONE DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA (S1) UNY

Eny Sulistyaningsih Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika (S2) Universitas Negeri Yogyakarta Email: enylistya@gmail.com Abstrak Proses belajar matematika dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan media apa saja. Proses belajar matematika seseorang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi saat ini terutama dalam hal media belajar. Salah satu hasil perkembangan teknologi yang diminati mahasiswa adalah smartphone . Alat elektronik yang memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi ini semakin berkembang dengan berbagai fitur canggih untuk memenuhi kebutuhan konsumen, termasuk mahasiswa. Salah satu perkembangan fitur canggih dalam smartphone adalah dengan adanya aplikasi-aplikasi khusus yang dapat mendukung proses belajar matematika mahasiswa khususnya program studi pendidikan matematika. Kenyataan yang sering terjadi adalah mahasiswa kurang memaksimalkan manfaat smartphone sebagai media pendukung proses belajar matematika. Hasil penelitian survey ini

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WATES

Eny Sulistyaningsih Universitas Negeri Yogyakarta enylistya@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan kontekstual ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika dan sikap tanggung jawab siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wates. Metode dalam peneltian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian pre-test post-test group design . Populasi penelitian seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wates. Sampel digunakan adalah kelas VIIE yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan kontekstual dan kelas VIID yang mendapatkan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan kontekstual. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari soal pre-test dan post-test dan instrumen non tes berupa angket awal sikap tanggung jawab dan angket akhir si

Secercah Harap

Secercah cahaya kehidupan terlahir ke dunia Mengisi harapan baru yang perlahan terkikis zaman Seuntai senyum indah terukir di wajah putih bersih tak ternoda Tubuh mungil yang memberikan rasa bangga Dunia telah menantimu Menyambut hangat kehadiranmu Waktu kan membimbingmu Kehidupan kan memberimu warna Rangkai mimpi dan buktikan kau bisa Menjadi yang terbaik untuk kehidupan yang akan lebih baik Yogyakarta, 23 Juli 2012

Kesempatan Kedua

Suasana tenang dan hening kini tidak lagi dirasakan oleh Yeva, seorang gadis yang tengah menginjak masa  kedewasaannya, sejak dirinya dinyatakan diterima disuatu perguruan tinggi di kota besar. Perbedaan lingkungan sekitar pun mempengaruhi Yeva. Yeva, yang awalnya merasa selalu dikekang dan dibatasi dalam beberapa hal, kini dia benar-benar merasakan kebebasanya, bagaikan seekor merpati yang keluar dari sangkarnya.  Gadis yang semula polos itu lambat laun mulai terbawa arus pergaulan di lingkungan sekitarnya saat ini. Mulai dari perubahan sikapnya, cara penampilannya, hingga cara bergaulnya yang kini semakin bebas seolah tanpa batas. Perubahan yang sangat terlihat, kini Yeva tidak lagi mengenakan jilbab yang dulu selalu menutup auratnya sebagai seorang wanita. Perlahan, kepercayaan yang diberikan keluarga padanya pun mulai berkurang. Kini, dia semakin jarang pulang, bahkan hanya sekedar untuk  menengok bunda tercintanya. Banyaknya tugas kuliah menjadi alasan baginya. Meskipun bar

Amanah Si Alif (Cerpen Anak)

Udara pagi yang dingin menyelimuti wilayah desa Seruni. Aktivitas warga yang biasanya dimulai cukup pagi sekarang menjadi lebih siang. Sebagian besar masyarakat memilih untuk kembali ke dalam rumah untuk menghangatkan badan setelah sholat subuh berjama’ah di masjid. Hal itu juga yang dilakukan oleh Alif, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun. Alif merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Dia memiliki adik perempuan  bernama Jeni yang masih berusia lima tahun. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu sehari-hari bersama bunda mereka, bunda Aisyah. Ayah mereka bekerja di luar kota dan hanya pulang setiap tiga bulan sekali. Menemani dan membimbing Alif dan Jeni belajar adalah rutinitas yang dilakukan oleh bunda Aisyah setiap malam. Selain mengajarkan pelajaran yang masih mereka anggap sulit, bunda Aisyah juga melakukan obrolan ringan bersama mereka. “Bunda, apakah menjadi seorang pemimpin itu sulit?” tanya Alif “Kakak ingin jadi presiden?” sahut Jeni yang duduk di sampingnya