Who Am I?


Setiap manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik, memiliki ciri khas masing-masing dan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Sudahkah kamu mengenali dirimu sendiri?

Pernah mendengar istilah “who am I?”

Istilah yang sudah tidak asing lagi. Terlebih bagi pecinta film dan bagi kalangan mahasiswa. Dalam dunia film, pernah dirilis film dengan judul tersebut. Sedangkan dalam dunia perkuliahan biasanya menjadi salah satu topik materi dalam rangkaian masa orientasi mahasiswa baru. Tujuannya jelas agar mahasiswa baru mampu mengenali, menggali dan mengembangkan potensi dalam dirinya.

Pernah terpikirkah saat kita mengkritisi seseorang atas kekurangan, kesalahan, atau kelebihannya? Bukankah itu jauh lebih mudah dibandingkan kita melihat kekurangan, kesalahan, dan kelebihan diri sendiri?
Istilahnya, kuman di seberang laut tampak, gajah di pelupuk tak tampak. Maknanya, secara garis besar yaitu memang lebih mudah “melihat” (kesalahan) orang lain dibandingkan diri sendiri.

Tapi, jangan salah...

Mengenali diri sendiri merupakan hal yang sangat penting. Bukankankah kita akan (lebih) mencintai seseorang ketika kita mengenalnya?
(tidak berlaku untuk love at the first sight ya).
Maka ketika kita tidak mengenal diri kita sendiri bagaimana kita akan mencintai diri sendiri?
Lalu, kalau bukan kita yang mencintai diri kita, siapa lagi??

Semakin kita mengenali diri kita sendiri maka akan semakin mudah kita mengembangkan apa yang ada dalam diri kita. Kita akan tahu potensi yag ada, yang tersembunyi. Jangan sampai potensi tersebut terlanjut terpendam dengan begitu dalam sehingga susah digali kembali lho ya..

Perlu diketahui juga, meskipun kita diharuskan memakai seragam yang sama di sekolah, meskipun kita terkumpul dalam kelas yang sama, kelompok yang sama, atau bahkan memiliki kamar yang sama (bagi yang tinggal di kos atau pun sekamar dengan adik dan kakaknya), belum tentu memiliki potensi dan pemikiran yang sama dalam menghadapi suatu hal. Oleh karena itu diperlukan diskusi untuk mengambil keputusan atau hasil terbaik dari berbagai pemikiran dan pendapat beberapa individu yang pastinya akan berbeda-beda. Mungkin beberapa individu memang memiliki potensi yang sama, atau setidaknya hobi yang sama. Tapi itu juga belum tentu sepenuhnya sama. Bisa saja si A hobi futsal dan menulis. Sedangkan si B hobi futsal dan bernyanyi. Meski sama-sama hobi bermain futsal dan bagus dalam permainan pun keduanya mungkin memiliki posisi yang berbeda dalam permainannya.

Kembali ke hal kemampuan secara individu yang tidak terlepas dari kemampuan akademik bagi dunia pendidikan, baik bagi seorang siswa ataupun mahasiswa.
Momen penerimaan raport setiap akhir semester juga tentumya memiliki kesan tersendiri bagi setiap pemiliknya. Ada yang harap-harap cemas, ada yang optimis, ada yang sudah menyerah diawal, atau mungkin ada juga yang bersikap cuek tidak peduli. Bagi kalian yang menerima hasil melebihi ekspektasi, selamat... dan bagi kalian yang ternyata mendapatkan hasil di bawah ekspektasi, harap bersabar.. ini proses.. iya, proses untuk menuju kedewasaanmu.
Raport tidak sepenuhnya memberikan hasil akademik tetapi juga non akademik. Memberikan pembelajaran-pembelajaran kehidupan yang mungkin tidak kalian terima di sekolah.
Coba silahkan direnungkan...
...
...
...
Sudah cukup merenungnya?
Apa yang kalian dapatkan?
Sekarang coba tanyakan pada diri kalian, di luar hal akademik yang sudah tertulis dalam raport, apa hobi kalian?
Adakah suatu aktivitas yang sangat kalian suka?
Seberat apapun aktivitas tersebut bagi orang lain, kalian akan tetap melakukannya dan merasa itu ringan dan biasa-biasa saja bahkan malah menyukainya...
Jika kalian sudah menemukan jawabannya, itulah passion kalian.

Apa sih itu passion?
passion itu keinginan, minat, dan intinya sesuatu yang akan kalian kerjakan tanpa tekanan dan tuntutan karena kalian menyukainya..
Bagi yang sudah menemukan jawabannya, coba asah hal tersebut untuk hal positif dan mulai fokus... dan bagi kalian yang belum menemukan jawabannya, keep trying to know your passion. ^_^

Intinya, tanamkan pada diri sendiri bahwa ketika kamu merasa down dengan suatu hal dan merasa menyerah, kamu pasti memiliki potensi dalam hal lain yang jauh lebih hebat. Maka sekali lagi, kenali dirimu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Seorang Pendidik (1)

Hakikat Proses Belajar Dalam Filsafat

Menulis Tanpa Membaca