Menulis Tanpa Membaca
Tulisan sebelumnya dituliskan bahwa mendengar dan berbicara merupakan
suatu paket yang tak terpisahkan. Begitu juga dengan menulis dan membaca. Meski
kedua pasang hal ini tidak mutlak berlaku tetapi secara dasar begitulah adanya.
Ada kalangan individu yang tidak suka membaca dan ada juga sebaliknya,
ada mereka yang sangat suka membaca, terlepas dari jenis buku bacaannya entah
apapun itu. Tidak ada yang salah antara keduanya. Bahkan pada seseorang yang
mengatakan bahwa dirinya sangat membenci membaca pun, setidaknya mau tidak mau
dia akan tetap membaca. Entah membaca tulisan pada sosmed, membaca running text di TV, atau bahkan membaca
tulisan-tulisan “inspiratif” di bagian belakang truk di jalanan yang
ditemuinya.
Membaca tidak identik dengan sebuah buku. Hal ini yang sering menjadi
salah kaprah dalam masyarakat. Jika ada yang mengatakan “hobi membaca” apakah
disitu sudah tertulis dengan jelas bahwa dia hobi membaca buku yang tebal dan
dia seorang pemakai kacamata?
Jelas tulisan tersebut tidak ada. Semua itu hanya ada di dalam
pemikiran pembaca. Bahkan yang berpikir demikian pun juga seorang pembaca
karena telah membaca tulisan “hobi membaca” tersebut.
Semakin majunya perkembangan jaman, tidak semua tulisan panjang lebar
dan tebal harus dibukukan. Banyak diantaranya yang disajikan dalam bentuk soft copy atau digital.
Bukankah yang suka membaca komik online juga memiliki hobi membaca?
Bahkan, bagi kalian yang mengaku tidak suka membaca atau lebih
kasarnya benci membaca, jika kalian menemukan tulisan ini dan tahu judulnya, SELAMAT...
berarti anda pun sudah membaca. Terlebih jika sudah sampai pada kalimat ini.
^_^
Sudah cukup ya membahas tentang membaca.
Sekarang apa sih hubungannya membca dan menulis?
Untuk menulis sesuatu kita perlu dasar. Entah itu tulisan ilmiah atau
sekedar tulisan hasil pemikiran seseorang. Dasar penulisan tersebut dapat
diperoleh dengan membaca. Bahkan bagi mereka yang mengatakan menulis hanya
untuk menuangkan hasil pemikiran pun ternyata pemikirannya tersebut yang
menjadi dasar penulisan. Pemikiran yang ada di benaknya bisa jadi diperoleh
dengan membaca sesuatu sebelumnya. Misalnya seperti saat ini, saya hanya
menuliskan apa yang ada di dalam pemikiran saya. Tetapi faktanya, sebelum
barisan kalimat ini tertulis, saya sudah membaca sebuah buku yang memberikan
inspirasi dan membuka pemikiran sehingga muncullah pemikiran dalam benak saya
seperti dalam tulisan-tulisan ini. Itulah salah satu contoh nyata keterkaitan
antara membaca dan menulis.
Dan.. sekali lagi, pada faktanya membaca sebelum menulis dan mendengar
sebelum berbicara tidak mutlak. Ketika seseorang ingin berbicara dia bisa juga mendapatkan
bahan pembicaraan dari hasilnya membaca. Ketika seseorang ingin menulis dia juga
bisa mendapatkan inspirasi dari caranya menjadi seorang pendengar yang baik.
Tapi pada intinya, berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang
tidak muncul tiba-tiba. Diperlukan bahan atau dasar dari apa yang akan
disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Dan, terkadang keduanya dapat
menjadi cerminan diri dari penyampainya meski itu tidak sepenuhnya
berlaku.
Komentar
Posting Komentar