Pejuang LDR/LDM? Bismillah…

LDR (Long Distance Relationship) merupakan istilah untuk pasangan yang terpisah jarak dan mungkin waktu (karena perbedaan zona waktu). Istilah lain yang tidak jauh berbeda adalah LDM (Long Distance Marriage).
Apa bedanya?
LDR cenderung umum, namun LDM lebuh khusus untuk mereka yang sudah menikah.
Hayo… LDR atau LDM????
Kenapa saya menulis tentang hal tidak jelas seperti ini?
Sebenarnya jelas-jelas saja, karena saya juga termasuk salah satu pejuang LDM.
Terpisahkan pulau, lautan, dan bahkan zona waktu. Walaupun masih di Negara yang sama. Namun hal tersebut bukan berarti bertemu kapan saja.
Next, di sini saya akan sedikit bercerita tentang suka dukanya menjalani LDM. Mungkin hal ini bisa bermanfaat untuk pembaca yang sedang menimbang-nimbang mau LDM atau tidak. Perlu diketahui, pasangan saya bekerja di salah satu badan pemerintahan pusat yang bisa sewaktu-waktu bisa dipindahkan ke provinsi lain.
Kelemahan LDM….
Ø  Jelas akan terlatih untuk lebih mandiri.
Poin ini jelas, kita harus terbiasa mandiri untuk melakukan berbagai aktivitas. Jika pasangan lain melakukan sesuatu bisa dibantu oleh suami atau dilakukan oleh suami, kita harus melakukannya sendirii atau berinisiatif lain seperti minta bantuan orang lain.
Sedih ya….
Kadang iri juga. Ada saat-saatnya baper, lihat pasangan lain bekerja sama melakukan sesuatu sedangkan kita melakukannya sendiri.
Tapi bagi seorang istri, asalkan ikhlas, insyaAlloh jadi pahala tersendiri. Toh, itu dilakukan dalam rangka membantu suami kan, tempat surge kita berada di ridhonya..  

Ø  Rindu, tapi bisa apa?
Nah, ini… kata Dilan, rindu itu berat.
Iya, berat banget…
Apalagi kalau seperti masa-masa PMS (yang wanita pasti tahu)..
Rindu, tapi bisa apa?
pejuang LDM, ketika rindu ya sampaikan saja pada pasangan kalau kita rindu. Yang disana juga pasti akan merasa senang dengan tahu dirindukan oleh orang yang dicintainya.. iya tidak?
Katanya, seorang wanita itu perasaannya sensitive. Iya, gampang nangis. Apalagi kalau rindu berat tapi tidak bisa bertemu dan melakukan apa-apa selain hanya menyampaikannya.
Jangan lupa juga, sampaikan rindu kita pada-Nya, semoga yang di sana senantiasa dijaga dan segera ada keajaiban untuk segera mengakhiri masa-masa LDM ini aamiin….

Ø  Muncul pikiran-pikiran tidak jelas
Ini salah satu poin yang bahaya..
Kenapa bahaya?
iya, karena semua berawal dari pemikiran kita. Munculnya pemikiran-pemikiran tidak jelas tentang pasangan kita di sana tentu akan berpengaruh ke hubungan yang sudah terjalin dengan baik dengan penuh cinta.
Pikiran-pikiran tidak jelas seperti apa sih contohnya?
Mungkin tidak perlu disebutkan ya, takutnya malah memberikan sugesti tidak baik. I know you know it..
Lalu, bagaimana mengatasi itu?
Bagi yang belum punya pemikiran-pemikiran tidak jelas ini, cobalah untuk tetap percaya dan menjaga komunikasi dengan pasangan. Jika perlu, komunikasi via text setiap saat, asal tidak mengganggu jam kerja/aktivitas masing-masing ya..
Prinsip saya, saya menitipkan dia yang akan Alloh jaga dengan penuh rasa percaya. Jika ada sesuatu yang tidak diharapkan, itu tanggung jawab dia dengan Alloh. Ada Alloh yang menjaga dan selalu mengawasi kita.. 
Nah, bagi yang sudah terlanjur punya pemikiran tidak jelas tersebut, mau bagaimana?
yang pertama dan utama adalah coba komunikasikan. Ini yang penting. Jangan memendam perasaan curiga dsb kepada pasangan. Sampaikan saja. Nanti akan dijelaskan sebab akibat munculnya pemikiran tidak jelas tersebut. Bermodalkan rasa percaya, insyaAlloh yang di sana juga tidak akan tega berbohong kepada kita.

Sudah cukup ya membahas kelemahan LDM…
Ada kelemahan ada juga kelebihan atau keuntungan kita nih sebagai pejuang LDM.
Ø  Waktu bertemu selalu jadi Q-time (Quality time)
Ini hal terindah bagi para pejuang LDM. Waktu bertemu merupakan waktu yang sangat dinanti-nantinkan. Pastinya waktu ini akan dihabiskan bersama untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan berdua atau bersama keluarga. Masa iya sih, setelah lama, sekian purnama memendam kerinduan tetapi mau menyia-nyiakan waktu ketika bertemu?
Saya pribadi memiliki pemikiran, jika pasangan kita pulang (waktu bertemu itu datang), coba semaksimal mungkin meminimalisir aktivitas-aktivitas yang tidak terlalu penting. Hal ini jelas untuk memaksimalkan waktu bersama.
Tapi kalau hal ini tidak bisa?
Ya sudah, mau bagaimana lagi. Saling pengertian kuncinya.
Sekali-kali disempatkan berlibur, membuat rangkaian rencana liburan bersama juga sangat dianjurkan. Liburan bukan berarti pergi ketempat mewah dengan budget yang banyak ya.. liburan bisa kok dibuat sederhana dengan hemat keuangan… pinter-pinternya kita saja sebagai EO-nya..

Ø  Marah tidak berlangsung lama
Ada pasangan yang tidak pernah marahan?
yakin?
Saya sih tidak yakin…
Ada yang bilang, marahan itu sebagai “bumbu” dalam kehidupan rumah tangga. Tapi kalau terlalu sering marahan ya repot.. itu perlu dipertanyakan lagi perasaan masing-masing..
Para pejuang LDM yang marahan, paling juga marahannya via text, suara, atau video call. Tidak mungkin sampai banting-banting barang layaknya pasangan yang marahan langsung face to face.
Trus, bagaimana mengatasi pejuang LDM yang marahan?
Di agama islam, kalau sedang marah disarankan untuk mengubah posisi. Jika dari berdiri disuruh duduk, jika duduk disuruh berbaring, atau mengambil air wudhu supaya lebih adem..
Nah, intinya adalah menenangkan diri.
Iya, sama  dengan yang harus pejuang LDM lakukan. Tenangkan diri. Jika sedang marah kepada pasangan, jangan lanjutkan komunikasi terlebih dahulu baik via text ataupun lainnya. Coba tenangkan diri. Lakukan aktivitas bermanfaat lainnya untuk sejenak melupakan emosi. Nanti saat pikiran benar-benar sudah tenang (dan yakin pasangan juga sudah demikian), coba bicarakan baik-baik hal yang membuat selisih paham tersebut. Jika perlu, pikirkan solusinya bersama.

Ø  Bebas menikmati me-time
Me-time? Apa itu?
Istilah ini bisa berarti waktu sendiri. Waktu untuk memanjakan diri sesuai dengan minat dan hobi masing-masing.
Sebagian besar wanita akan me-time dengan berbelanja, melakukan perawatan diri, dll.
Nah, bayangkan jika kita melakukan itu dengan ditemani pasangan kita. Yang ada kita hanya “menyiksa” dia.. benar kan??
Selain itu kita juga jadi merasa kurang nyaman dan puas. Masih ingin jalan-jalan ke rak sana-sini, pilih ini itu, tapi pasangan sudah ingin to the point beli baranng a, b, dan c saja. Itu salah satu bedanya cara belanja laki-laki dan perempuan. Bukan berarti perempuan lebih ribet ya, tetapi lebih detail terutama kualitas barang dan harga.
Mungkin hanya sebagian kecil wanita yang merasa nyaman berbelanja seperti kebutuhan bulanan dengan ditemani pasangannya. Paling yang ada pasangannya menunggu ditempat lain, atau biar yang membayarkan pasangan itu…hehehe…

Sudah ya, cukup..
Tiga kelemahan dan tiga kelebihan…
semoga sudah cukup menjadi pertimbangan kalian yang akan memutuskan untuk menjadi pejuang LDM atau tidak.
Jika ada yang mau berbagi cerita, bisa contact me lewat email enylistya@gmail.com
See you di post selanjutnya… 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

International Perspective on Developing Method to Uncover Psychological Phenomena of Learning Mathematics

Freelance, why not?

DIRGAHAYU INDONESIA (Makna Kemerdekaan Untuk Semua)