PHILOSOPHICAL EXPLANATION ON
MATHEMATICAL EXPERIENCES OF THE FIFTH
GRADE STUDENTS
By: Marsigit
Unsur-unsur psikologi yang tercantum
Direview oleh Eny Sulistyaningsih

            Pembelajran matematika telah salah kaprah dianggap sebagai suatu hal yang mengerikan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Tidak dipungkiri juga bahwa sebagian pendidik di bidang matematika pun dulu pernah beranggapan seperti hal tersebut. Berbagai inovasi dan perubahan cara pembelajaran pun telah dilakukan, tetapi sungguh disayangkan karena hal tersebut kurang efektif. Hal tersebut hanya berlaku sesaat dan hanya untuk sebagian peserta didik. Banyak para ahli pendidikan khususnya matematika mencari cara untuk selalu memberikan pendidikan matematika yang diminati peserta didik. 
            Berbagai penelitian yang dilakukan mampu memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman tentang pembelajaran matematika. Namun, semua penelitian atau inovasi terbaru dalam pendidikan atau pembelajaran matematika tidak akan mendapatkan hasil yag maksimal seperti yang diharapkan jika dari pihak peserta didik itu sendiri masih menutup diri terhadap matematika. Secara psikologis, seorang siswa yang sudah mempunyai paradigma atau anggapan yang negatif terhadap suatu hal, maka akan dibutuhkan usaha yang lebih untuk membuka kembali pemikiran dan mengubah main set mereka. Melalui pndekatan-pendekatan tersendiri akan sedikit membantu membuka pemikiran seorang siswa, yang kemudian akan lebih mudah tuk diubah pola pikir atau anggapan-anggapan negatifnya terhadap suatu hal.
Dalam suatu pembelajaran matematika, penguasaan meteri oleh pendidik juga sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses belajar. Pendidik harus lebih tahu terlebih dahulu bagaimana dan apa yang akan disampaikan saat proses pembelajran, sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa pendidik tersebut kurang menguasai dan mempersiapkan materi, di depan peserta didiknya. Jika hal tersebut terjadi dapat mengurangi kepercayaan peserta didik terhadap pendidiknya.
Selain usaha dari pendidik dengan mempersiapkan diri serta menguasai materi terlebih dahulu, dapat digunakan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. “Epistemic fidelity” merupakan pendekatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengembangkan model alat peraga. Dengan adanya alat peraga, akan lebih menarik minat peserta didik dalam proses belajar, khususnya pembelajaran matematika, karena pada dasarnya, seorang peserta didik selalu ingin mencoba segala hal baru, terlebih lagi hal-hal yang menurut mereka sangat menarik. Dengan demikian diharapkan proses belajar matematika akan berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang sesuai harapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

International Perspective on Developing Method to Uncover Psychological Phenomena of Learning Mathematics

Freelance, why not?

DIRGAHAYU INDONESIA (Makna Kemerdekaan Untuk Semua)