Menulis Tanpa Membaca
Tulisan sebelumnya dituliskan bahwa mendengar dan berbicara merupakan suatu paket yang tak terpisahkan. Begitu juga dengan menulis dan membaca. Meski kedua pasang hal ini tidak mutlak berlaku tetapi secara dasar begitulah adanya. Ada kalangan individu yang tidak suka membaca dan ada juga sebaliknya, ada mereka yang sangat suka membaca, terlepas dari jenis buku bacaannya entah apapun itu. Tidak ada yang salah antara keduanya. Bahkan pada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya sangat membenci membaca pun, setidaknya mau tidak mau dia akan tetap membaca. Entah membaca tulisan pada sosmed, membaca running text di TV, atau bahkan membaca tulisan-tulisan “inspiratif” di bagian belakang truk di jalanan yang ditemuinya. Membaca tidak identik dengan sebuah buku. Hal ini yang sering menjadi salah kaprah dalam masyarakat. Jika ada yang mengatakan “hobi membaca” apakah disitu sudah tertulis dengan jelas bahwa dia hobi membaca buku yang tebal dan dia seorang pemakai kacamata? Jela